Seorang Muslim yang baik tidak hanya berpuasa dari fajar hingga senja di bulan Ramadan. Seorang Muslim yang baik juga tidak hanya membaca Al-Quran dan beramal, tapi juga menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam pengaturan dan perencanaan keuangannya. Maka di bulan Ramadan seperti ini, seorang Muslim yang baik tidak hanya menyucikan jiwa, pikiran, dan tubuhnya saja, tetapi juga membersihkan gaya hidup dan kondisi finansialnya. Salah satunya adalah dengan pelunasan utang di bulan Ramadan.
Terdapat tiga prinsip dasar pengelolaan keuangan dalam Islam: halal, moderat, dan seimbang.
1. Mengundang yang halal, menjauhi yang haram
Prinsip halal tidak terbatas pada apa yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi, tetapi juga pengelolaan pendapatan pribadi untuk konsumsi. Dalam hal ini, tidak ada yang boleh dialokasikan untuk hal-hal yang dilarang atau haram, di mana salah satunya adalah utang untuk foya-foya dan kemewahan.
2. Moderat: tidak kurang dan tidak berlebihan
Pengeluaran yang berlebihan dan tidak mencukupi dianggap oleh Islam sebagai sesuatu yang merusak. Menurut para ulama, pengeluaran yang berlebihan akan merusak jiwa, kekayaan, dan masyarakat. Pengeluaran yang tidak mencukupi akan membekukan kekayaan dan membuatnya terbengkalai. Di dalam Islam, pengeluaran yang moderat dianggap sebagai kebajikan.
3. Seimbang: antara pendapatan dan pengeluaran
Keseimbangan dalam keuangan berarti ada kesesuaian antara jumlah pendapatan dan pengeluaran. Dengan kata lain, pengeluaran sebaiknya tidak melebihi pendapatan. Prinsip ini akan membantu mencapai keseimbangan ekonomi dan berlaku untuk kebutuhan pribadi, amal sosial, dan kebutuhan bersama baik untuk jangka pendek maupun panjang.
Selain itu, terdapat juga hirarki dalam pengeluaran, mulai dari nol hingga tak terbatas. Pengeluaran nol tidak diperbolehkan dalam Islam, karena dapat menghancurkan kehidupan seseorang. Anda boleh membuat pengeluaran untuk bertahan hidup dan konsumsi secukupnya. Yang tidak dianjurkan adalah pengeluaran secara berlebihan.
Hirarkinya mulai dari memenuhi kebutuhan dan keinginan hingga menghabiskan uang untuk kemewahan dan foya-foya. Membelanjakan pendapatan pribadi untuk kebutuhan dan keinginan itu masih diperbolehkan, tetapi pengeluaran untuk memenuhi nafsu foya-foya itu sangat tidak dianjurkan.
Foya-foya dan Jebakan Utang
Seperti halnya dalam hal pakaian, gaya hidup keuangan yang sederhana adalah gaya hidup yang moderat dan seimbang. Islam menganjurkan gaya hidup yang sederhana dan bersahaja, bukan gaya hidup yang mewah, foya-foya, atau sombong. Dengan demikian, eksploitasi sumber pendapatan bisa diminimalisir.
Kemewahan tidak sepenuhnya dilarang oleh Islam, namun ada beberapa aturannya. Kemewahan hanya diperbolehkan bagi mereka yang mampu. Itu pun harus bebas dari niat untuk memamerkan kekayaan, karena hal ini dapat menyebabkan ketidakharmonisan sosial. Terakhir, belanja mewah haruslah untuk hal-hal yang dibutuhkan karena membelanjakan sesuatu yang tidak berguna adalah haram, meskipun seseorang mampu membelinya.
Selain itu, prinsip keuangan Islam juga menganjurkan Anda untuk menghindari jebakan utang. Islam tidak menganjurkan umatnya mengambil utang untuk hal-hal yang tidak penting. Utang hanya boleh diambil jika tidak ada pilihan lain, dan harus disertai dengan niat untuk membayar kembali.
Jadi, di bulan Ramadan yang suci ini, marilah kita kembali ke jalur yang benar dalam keuangan yang halal, moderat, dan seimbang. Niatkan pelunasan utang Anda sebagai bentuk penyucian diri di bulan Ramadan.
Apabila Anda tidak mampu melunasi atau membayar sebagian dari utang Anda, amalan dapat membantu meringankan beban utang tersebut. Hubungi kami di setiap hari dan jam kerja untuk konsultasi gratis semua masalah utang Anda.