Jika Anda ingin mengelola keuangan dengan baik, Anda sebaiknya melakukan pemeriksaan setidaknya sebulan sekali. Anda sebaiknya meneliti transaksi keluar-masuk di rekening bank dan memastikan semua tagihan Anda dibayar. Anda sebaiknya juga mengecek skor kredit secara berkala. Tetapi itu semua belum lengkap jika Anda belum meninjau rasio utang terhadap pendapatan (Debt to Income – disingkat DTI) dan juga faktor-faktor lainnya.

Lalu, berapa rasio DTI yang baik? Sederhananya, semakin rendah semakin baik. Rasio DTI yang tinggi membuat Anda lebih sulit mendapatkan pinjaman dan dapat menjadi tanda peringatan bahwa skor dan kesehatan kredit Anda sedang menurun.

Dengan memantau rasio DTI secara berkala, Anda dapat mengetahui lebih dini kapan Anda harus mengurangi pengeluaran atau mengelola utang Anda dengan lebih baik. Itu sebabnya Anda perlu memahami cara menghitung rasio DTI, dan cara menguranginya jika terlalu tinggi.

Apa Itu Rasio Utang Terhadap Pendapatan (DTI)?

Rasio DTI adalah persentase dari pendapatan bulanan Anda yang digunakan untuk membayar utang dan jumlah pendapatan yang tersisa di akhir bulan setelah tagihan dibayar. Kreditur menghitung rasio DTI Anda untuk memahami seberapa besar utang Anda saat ini mempengaruhi keuangan Anda. Dengan melakukan penghitungan ini, kreditur dapat mengetahui berapa banyak utang tambahan yang layak Anda dapatkan.

Jika kreditur berpikir rasio DTI Anda tinggi, mereka akan menilai Anda cukup berisiko untuk diberikan pinjaman baru. Sebaliknya, jika rasio DTI Anda rendah, Anda bisa mendapatkan pinjaman baru atau hipotek dengan lebih mudah. Sebabnya, kreditur menilai Anda masih mampu untuk mengembalikan pinjaman.

Maka sebaiknya Anda berupaya untuk menurunkan rasio DTI agar Anda dapat fokus menabung untuk masa depan. Semakin rendah ketergantungan Anda pada utang, maka semakin tinggi peluang Anda untuk membangun kekayaan dan siap menghadapi segala kondisi dengan menabung dana darurat.

Apa bedanya rasio utang terhadap pendapatan dan skor kredit?

Memang benar bahwa rasio utang terhadap pendapatan (DTI) yang rendah dapat membantu Anda mendapatkan pinjaman dan bunga yang rendah. Tetapi selain itu, skor kredit juga berpengaruh besar pada pengambilan keputusan kreditur. Rasio DTI membantu kreditur memutuskan berapa banyak yang akan dipinjamkan kepada Anda, sedangkan skor kredit mempengaruhi persyaratan pinjaman, seperti tenor dan tingkat persentase tahunan (APR) yang akan dikenakan pada Anda.

Skor kredit sangat penting ketika Anda ingin mengambil kredit baru atau hipotek. Riwayat pembayaran serta pemakaian dan riwayat kredit berkontribusi pada skor kredit Anda. Semua ini membantu kreditur menganalisa kemungkinan Anda untuk membayar kembali pinjaman (disebut sebagai kelayakan kredit). Jika skor kredit Anda rendah, Anda mungkin kesulitan mendapatkan suku bunga pinjaman yang rendah.

Bagaimana cara menghitung rasio utang terhadap pendapatan?

Sangat mudah untuk menghitung rasio utang terhadap pendapatan (DTI) Anda. Anda hanya perlu menjumlahkan semua nominal tagihan utang bulanan Anda, termasuk kartu kredit, pinjaman pribadi, hipotek, dan utang-utang lainnya. Kemudian, bagi jumlah tersebut dengan pendapatan bruto bulanan Anda (sebelum pajak). Terakhir, kalikan angkanya dengan 100 untuk mendapatkan persentase utang terhadap pendapatan (DTI).

Secara matematis, inilah cara menghitung rasio utang terhadap pendapatan (DTI):

([Total Utang] / [Pendapatan Bruto]) x 100 = [Rasio utang terhadap pendapatan]

Misalnya, jika total tagihan utang bulanan Anda Rp 2,5 juta, dan pendapatan bruto bulanan Anda Rp 6 juta, maka rasio DTI Anda adalah 41,67 persen.

Berapa rasio DTI yang baik?

Setiap kreditur mungkin memiliki kriteria yang berbeda-beda, dan faktor lain juga dapat mempengaruhi keputusan pemberian pinjaman. Tetapi umumnya, rasio DTI yang baik menambah kelayakan kredit Anda.

  • Di bawah 36%: Hampir semua kreditur akan mempertimbangkan Anda untuk hipotek atau pinjaman baru karena rasio 36% ke bawah berarti Anda masih mampu membayar tagihan.
  • Antara 37% hingga 49%: Beberapa kreditur mungkin menilai Anda cukup berisiko meskipun masih ada kemungkinan mereka akan tetap memberi pinjaman pada Anda.
  • Di atas 50%: Kemungkinan besar Anda akan mengalami kesulitan untuk disetujui karena kreditur menganggap berisiko tinggi tidak mampu membayar utang tambahan apapun.

Jika Anda berencana mengajukan hipotek atau pinjaman baru lainnya, ada baiknya Anda menjaga rasio DTI tetap rendah. Rasio DTI yang rendah juga dapat meningkatkan keuangan Anda karena memberi lebih banyak kesempatan untuk menghemat uang.

Apa implikasi rasio DTI terhadap kesejahteraan finansial Anda?

Rasio utang terhadap pendapatan (DTI) tidak hanya berguna saat Anda membutuhkan pinjaman, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan. Rasio DTI membantu Anda mempertimbangkan apakah penghasilan Anda saat ini cukup untuk menutupi pengeluaran dan menabung.

Rasio DTI yang tinggi berarti Anda tidak mungkin menabung sebanyak yang Anda inginkan karena alokasi pendapatan Anda banyak dihabiskan untuk menutup utang. Sebaliknya, rasio DTI yang rendah berarti Anda mungkin bisa menabung untuk masa depan karena hanya sedikit dari pendapatan Anda yang dialokasikan untuk membayar utang.

Berapa rasio DTI yang harus diwaspadai?

Jika rasio DTI Anda berada di atas 35%, itu artinya kondisi keuangan Anda tidak baik. Mungkin Anda kesusahan memperbaiki kerusakan rumah atau kendaraan, dan mungkin tidak akan mampu lagi membayar utang jika terjadi keadaan darurat seperti kehilangan pekerjaan atau sakit.

Rasio DTI yang tinggi juga berpotensi membuat Anda terlambat membayar tagihan jika ada kebutuhan mendadak dan tidak terduga. Keterlambatan dalam membayar utang tentu saja berdampak negatif pada skor kredit Anda dan memicu persentase bunga tahunan (APR) yang tinggi. Akibatnya, Anda mungkin akan lebih sering terlambat membayar utang.

Jika rasio DTI Anda di atas 35%, Anda harus waspada tetapi tidak perlu panik. Ada solusi yang dapat membantu Anda menurunkan rasio DTI.

Bagaimana cara mengurangi rasio DTI?

Jika Anda ingin mengurangi rasio utang terhadap pendapatan (DTI), Anda perlu mengurangi utang dan/atau meningkatkan penghasilan. Anda bisa mencoba memohon kenaikan gaji di kantor atau mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih baik. Anda juga bisa mengendalikan perilaku konsumtif dan menghemat pengeluaran untuk melunasi utang Anda.

Dalam hal utang kartu kredit, membayar minimum payment adalah cara yang paling tidak efektif. Membayar minimum payment berarti Anda hanya membayar sebagian kecil dari pokok utang dan justru membayar lebih banyak suku bunga. Jika Anda ingin terbebas dari utang kartu kredit, Anda harus membayar lebih dari jumlah minimum payment yang harus dibayar setiap bulan.

Tetapi jika Anda kesulitan untuk membayar lebih dari minimum payment, ada opsi lain yaitu program keringanan utang. Di program ini Anda akan menghentikan pembayaran tagihan, dan menabung di rekening khusus untuk dana pelunasan, lalu bernegosiasi dengan kreditur untuk menurunkan total utang. Setelah total utang diturunkan dan dilunasi dengan uang yang ditabung di rekening khusus untuk dana pelunasan, maka utang dianggap sudah dibayar penuh.

Meskipun Anda mungkin dapat melakukannya sendiri, perusahaan manajemen utang profesional seperti amalan punya lebih banyak pengetahuan, skill, dan koneksi untuk bernegosiasi dengan kreditur sehingga dapat memperoleh keringanan yang lebih besar.

Kendalikan rasio DTI dan masa depan keuangan Anda

Jika Anda sedang kesusahan membayar utang dan memiliki rasio DTI yang tinggi, rasanya mustahil untuk bebas dari utang. Tetapi amalan dapat membantu Anda melalui program keringanan utang kami. Konsultan profesional kami akan membantu Anda menemukan solusi untuk mengurangi rasio DTI dan menempatkan Anda pada jalur menuju masa depan keuangan yang lebih baik. Daftarkan diri Anda pada program keringanan utang amalan sekarang juga.

Share This