Kehidupan tak selalu berjalan mulus, hal ini pula yang dirasakan oleh Bapak Roy yang harus berhadapan dengan utang dan tantangan kesehatan mental yang berat. Baginya, perjalanan melunasi pinjaman adalah perjalanan yang penuh perjuangan dan harapan.
Terperangkap dalam Utang, Merasa Salah Jalan
Kehidupan Bapak Roy diwarnai dengan beban utang yang semakin menumpuk. Rasa bingung menghadapi debt collector, malu karena menjadi satu-satunya orang dalam keluarga yang berutang, dan kondisi kesehatan mental yang kompleks semakin menjeratnya dalam rasa putus asa.
Perjuangan Melawan Dua Musuh Besar: Utang dan Mental Health
Sebagai penyintas skizofrenia, Bapak Roy harus menjalani perawatan rutin dan berkala. Kondisi impulsif dan perawatan mental health yang memerlukan kunjungan ke dokter setiap minggu menjadi tantangan tersendiri bagi klien. Namun, bahkan dalam kegelapan, dia menemukan tekad untuk bertahan.
Menghadapi Dua Sisi Gelap: Diri Sendiri dan Debt Collector
Bertarung dengan pikiran yang merasa ingin menyerah dan perasaan self-blaming, klien merasa seperti berjalan di tepi jurang. Debt collector yang terus menerus menghubungi emergency contact membuat kondisi semakin sulit, dan kesulitan fokus dalam proses pengobatan yang begitu penting baginya.
Menemukan Harapan dan Dukungan
Bagi Bapak Rey, bergabung dengan amalan membuka pintu baginya untuk menemukan dukungan yang memahami, tanpa ada rasa menghakimi. Bersama amalan, Bapak Rey merasa terbantu secara emosional dengan berbagi cerita dan mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.
Mencari Jalan Keluar: Menabung dan Mengatasi Tantangan
Meskipun masih dalam perjuangan menabung setiap bulannya, Bapak Rey bertekad untuk menemukan jalan keluar dari masalah utangnya. Meskipun tak selalu mudah, harapannya tak pernah luntur. Dia akan berusaha untuk menemukan solusi, karena sudah tidak kuat lagi.
Kisah Bapak Rey ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari perjuangan yang penuh harapan dan kemungkinan. Kita semua dapat mengambil inspirasi dari kisah ini, bahwa dalam gelapnya malam, selalu ada cahaya yang menerangi jalan menuju keberhasilan. Bersama amalan, harapan bukanlah sekedar impian, tapi nyata.
Melunasi tagihan-tagihan utang dapat menjadi hal yang panjang, dan melelahkan. Tidak hanya menuntut secara finansial, namun utang juga mengganggu kestabilan emosional, sehingga dibutuhkan komitmen dan disiplin agar kita tidak tunduk pada utang dan terjatuh semakin dalam. Untuk itu, kita membutuhkan strategi pelunasan utang yang dapat membantu meringankan jalan kita. Salah satu dari beberapa strategi pelunasan utang adalah metode bola salju. Jika pernah menonton kartun awal film, kita dapat melihat bahwa bola salju awalnya berukuran kecil, namun lama-kelamaan membesar jika terus kita gelindingkan di hamparan salju. Nah, berawal dari observasi inilah strategi pelunasan utang bola salju terlahir.
Apa Itu Metode Bola Salju?
Metode pelunasan utang bola salju merupakan sebuah strategi pengurangan utang dimana kita membayarkan utang dimulai dari nominal terkecil hingga terbesar. Metode ini memungkinkan kita untuk meraih momentum pelunasan dari yang paling mudah untuk dilunasi. Dengan begitu, kita dapat secara cepat mengalihkan dana pembayaran utang yang sudah lunas (utang terkecil) untuk pelunasan utang terkecil selanjutnya. Selain itu, strategi pelunasan utang menggunakan metode ini juga memberikan pondasi dan struktur terhadap metode pelunasan utang yang kita lakukan. Seiring dengan semakin terkumpulnya dana-dana pembayaran tagihan karena telah terbayarnya utang yang kecil-kecil, kita dapat mulai berfokus pada utang-utang dengan nominal besar yang, harapannya, akan mempercepat proses pelunasan utang secara keseluruhan.
Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa orang-orang yang berutang merasa bahwa keberhasilan menyelesaikan utang-utang kecil memberikan pengaruh lebih besar terhadap kesuksesan pelunasan utang keseluruhan dibandingkan dengan jumlah uang yang dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan seseorang dalam melunasi pinjaman-pinjaman kecil dapat membantunya tetap fokus dalam menjalan rencana pelunasan utang. Dengan kata lain, metode bola salju dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam melunasi utang-utang kita secara keseluruhan.
Bagaimana caranya?
Metode pelunasan bola salju mengajak kita berfokus pada pelunasan-pelunasan skala kecil. Untuk itu, terhadap beberapa saran yang dapat diberikan jika Anda tertarik untuk memulai menggunakan metode bola salju sebagai strategi pelunasan:
Buat daftar utang dengan berbagai informasi, seperti total utang, cicilan per bulan, tanggal jatuh tempo;
Urutkan daftar tersebut berdasarkan jumlah total utang dari yang terkecil hingga terbesar;
Fokuskan menabung dan pembayaran terhadap utang dengan nominal terkecil. Sebisa muingkin untuk memfokuskan segala dana berlebih kepada pelunasan utang utang ini -tanpa mengorbankan dana untuk kebutuhan sehari-hari;
Teruskan untuk menggunakan dana berlebih per bulannya untuk melunasi utang terkecil hingga utang tersebut lunas. Setelah lunas, ulangi langkah tersebut untuk utang terkecil berikutnya hingga pada akhirnya semua utang berhasil terlunasi.
Dengan berfokus dalam melunasi utang-utang kecil, metode bola salju dapat berdampak besar terhadap kondisi mental orang-orang yang ingin melihat adanya progres cepat dalam melunasi utang-utang mereka. Meskipun utang-utang yang telunasi relatif lebih kecil dibangkan utang-utang lain, keberhasilan tersebut menimbulkan perasaan kepercayaan diri terhadap diri sendiri dan membuat pelunasan utang-utang terasa lebih ringan untuk dijalankan karena kita secara perlahan membangun momentum yang lebih dalam melunasi utang-utang yang lebih besar.
Mungkin kita berpikir bahwa naik gaji akan menjadi solusi bagi permasalahan finansial dan membuat hidup semakin nyaman. Awalnya benar, namun semakin lama gaji kembali terasa tidak cukup dan membuat kita semakin terkadang merasa butuh. Terlepas dari inflasi, hal tersebut dapat menjadi tanda dari Lifestyle Creep. Lifestyle Creep diartikan sebagai sebuah fenomena peningkatan pengeluaran terhadap barang-barang diluar kebutuhan primer seiring dengan meningkatnya standar kualitas hidup.
Kita pasti pernah memiliki rasa ingin berada pada kondisi keuangan yang lebih baik. Ketika gaji kita berhasil naik, kita merasa tidak masalah untuk mengikuti gaya hidup tersebut dan menjadi lebih sering berbelanja, sebagai bentuk hadiah untuk diri sendiri. Namun, tanpa disadari hal tersebut semakin sering terjadi sehingga akhirnya membentuk kebiasaan baru. Pembentukan kebiasaan baru ini untuk menghadiahi diri dengan barang-barang yang sudah diidam-idamkan. Dari hal inilah yang menjadi tanda dari fenomena Lifestyle Creep.
“Apakah salah untuk memanjakan diri sendiri?”
Namun memanjakan diri dengan peningkatan pendapatan adalah hal normal, dan dapat dilakukan dengan tanggung jawab. Hal manusiawi untuk memperbaiki kehidupan dengan membeli barang-barang yang lebih baik: rumah, mobil, pakaian, atau sekedar membeli makanan yang lebih enak atau sehat. Seiring gaji naik, maka akan memiliki banyak pengeluaran untuk meningkatkan taraf kehidupan atau untuk mencapai kebahagiaan, kemudahan, dan kenyamanan yang sebelumnya terbatas akibat kekurangan sumber dana.
Bagaimana agar tidak lifestyle creep setelah gaji naik?
“Lalu, bagaimana sih memanjakan diri yang baik?”
Kata orang-orang sih segala yang berlebihan itu tidak baik. Hal ini juga berlaku pada fenomena Lifestyle Creep. Berikut merupakan tanda-tanda dari perilaku memanjakan diri yang tidak bertanggung jawab:
Peningkatan pengeluaran sehingga menjerumuskan pada utang atau mencegah kita untuk keluar dari utang;
Memanjakan diri dengan menggunakan uang tabungan;
Tidak bisa menabung karena semua uang dialihkan untuk memanjakan diri;
Ketika pengeluaran lebih besar dibandingkan pendapatan;
Terlalu sering untuk melakukan pembelian besar yang tidak terkontrol;
Mulai mengasosiasikan self worth dengan barang-barang mewah yang dimiliki atau bisa dibeli.
Untuk itu, penting untuk mengerti bahwa hanya karena kita bisa membeli sesuatu, bukan berarti kita harus membelinya. Uang bisa dicari, namun uang juga bisa cepat pergi jika tidak digunakan dengan bertanggung jawab. Jika saat ini kita merasa selalu tercekik walau baru saja dapat promosi, mungkin hal tersebut menjadi pertanda untuk memikirkan kembali cara kita mengelola keuangan.
Terdapat sebuah teori umum yang dapat dijadikan patokan untuk mengatur keuangan: 50/30/20. Teori ini menyarankan kita untuk menganggarkan 50% pendapatan untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk ditabung. Memang benar bahwa hal ini akan sangat relatif tergantung pada derajat kenyamanan dan kebahagiaan masing-masing individu, namun setidaknya hal ini dapat menjadi patokan untuk menjadi lebih bertanggung jawab terhadap pengeluaran kita.
Tidak dipungkiri gaya hidup seseorang mempengaruhi pola pikir dan cara manusia mengambil keputusan. Terlebih ketika saat mendesak yang dihadapi, membuat manusia akan mencari jalan pintas dari banyak kemungkinan yang ada. Seperti halnya ketika tidak memiliki finansial yang cukup, maka seseorang akan mencari cara untuk dapat menghidupi kehidupannya. Contohnya, mengakses pinjaman agar mendapatkan dana dengan mudah tanpa berpikir panjang resiko yang akan dihadapi.
Mengambil pinjaman untuk menutup pinjaman lainnya adalah salah satu kriteria dari gali lubang tutup lubang. Hal ini dianggap mudah dilakukan karena ini termasuk ke dalam “temporary happiness”. Pelunasan bersifat sementara ini banyak dikerjakan oleh debitur untuk menyelamatkan dirinya dari pinjaman satu dan lainnya dengan dalih tidak ingin dihubungi debt collector.
Namun gali lubang tutup lubang tidak hanya berlaku untuk debitur yang memiliki utang pada pinjaman legal yaitu terdaftar di OJK. Banyak yang menggunakan ini untuk menutupi pinjaman ilegal yang dimana debt collector melakukan penagihan lebih keras.
Hal ini terjadi pada Bapak Awan (bukan nama sebenarnya). Pada saat ia memutuskan untuk bergabung dengan amalan, kilas balik cerita hidupnya adalah kewalahan menghadapi debt collector dari pinjaman illegal.
Bentuk penagihan yang dilakukan oleh DC illegal tersebut adalah menghubungi klien ke kantor dan mengeluarkan kalimat tidak seharusnya, karena ketakutan dihubungi terus-menerus, beliau memilih untuk menyelesaikan utang pada pinjaman online illegal terlebih dahulu.
Hal ini membuat Bapak Awan menyerah dan tidak sanggup melunasi utang ini sendiri, dan butuh bantuan karena beliau sudah mencoba segala cara untuk menyelesaikan utang, namun gagal karena Bapak Awan tidak terbiasa menabung.
Namun setelah ia mencari tahu melalui google, dan beliau menemukan amalan sebagai solusi dalam melunasi utang dengan Program Keringanan Utang. Sebelum bergabung, ia memastikan bahwa amalan terdaftar di OJK maka ia mantap untuk menyelesaikan utang bersama amalan.
Ini adalah hal yang tidak mudah tentunya untuk Bapak Awan karena harus melalui jeratan debt collector kembali, namun ia didampingi oleh senior konsultan berpengalaman di bidangnya dan diarahkan bagaimana cara menghadapi debt collector hingga saat ini Bapak Awan sudah bisa mengontrol sesuatu yang berhubungan dengan debt collector.
Sumber gambar: https://mediaindonesia.com/ekonomi/566232/hadapi-ramadan-dan-lebaran-2023-bi-sebar-lebih-banyak-uang-pecahan-baru
Bulan Ramadan seringkali menjadi waktu yang penuh dengan berbagai kegiatan, termasuk kegiatan pembelanjaan seperti berbelanja bahan makanan untuk berbuka puasa atau untuk mempersiapkan hidangan sahur. Namun, jika tidak diatur dengan baik, kegiatan pembelanjaan ini dapat membuat seseorang terjebak dalam utang dan piutang yang sulit untuk dibayar. Oleh karena itu, berikut adalah beberapa cara efektif mengelola utang dan piutang saat Ramadan:
1. Buatlah anggaran belanja yang realistis
Sebelum melakukan pembelanjaan, pastikan untuk membuat anggaran belanja yang realistis dan sesuai dengan kondisi keuangan Anda. Jangan terlalu tergoda untuk membeli barang-barang yang tidak perlu atau melebihi anggaran yang sudah ditentukan.
2. Gunakan kartu kredit secara bijak
Jika Anda menggunakan kartu kredit untuk pembelanjaan, pastikan untuk membayar tagihan tepat waktu dan hindari membayar hanya jumlah minimum. Hal ini akan membantu mencegah bunga dan denda yang berlipat ganda.
3. Lakukan negosiasi dengan kreditor melalui amalan
Jika Anda memiliki utang yang belum terbayar, cobalah untuk melakukan negosiasi dengan kreditor atau pemberi pinjaman. Sampaikan kondisi keuangan Anda dengan jelas dan cari solusi yang bisa saling menguntungkan, seperti perpanjangan waktu pembayaran atau penurunan bunga.
4. Prioritaskan pembayaran utang dengan melakukan penjualan aset
Jika Anda memiliki beberapa utang, prioritaskan untuk membayar utang dengan menjual aset terlebih dahulu dan menghindari gali lubang tutup lubang. Hal ini akan membantu Anda mencegah dana yang dikeluarkan semakin besar dan menghindari Anda dari terlilit utang.
5. Jangan malu untuk meminta bantuan orang terdekat maupun konsultan
Jika Anda merasa kesulitan untuk mengatur utang dan piutang, jangan malu untuk meminta bantuan dari keluarga maupun konsultan. Mereka bisa membantu memberikan saran untuk keuangan atau bahkan membantu membayar hutang yang belum terbayar.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan Anda dapat mengelola hutang dan piutang dengan lebih efektif saat Ramadan dan memastikan keuangan Anda tetap sehat dan stabil.