Bulan kemenangan telah tiba, inilah saatnya untuk mengatur keuangan dengan lebih cermat dibanding bulan-bulan biasanya. Hal ini dikarenakan banyak jenis pengeluaran saat bulan Ramadan yang perlu Anda hitung-hitung dan diberikan perhatian lebih banyak. Berikut adalah beberapa jenis pengeluaran saat bulan Ramadan yang perlu Anda kelola dengan lebih baik:

Buka Bersama

Memasuki bulan Ramadan biasanya undangan buka puasa bersama pun akan mulai bergelimangan. Acara buka puasa bersama memang sering dijadikan momen reuni dengan teman-teman lama, sehingga di bulan Ramadan memang undangan ini memiliki frekuensi yang cukup tinggi.

Namun begitu, Anda juga tetep saja harus memilih-milih lagi mana undangan buka bersama yang harus Anda datangi, dan mana yang sebaiknya Anda tolak. Biaya untuk acara buka bersama sendiri juga tidak sedikit, untuk makan di sebuah restoran biasa saja setidaknya Anda harus menyiapkan dana minimal Rp50.000. Bayangkan jika Anda mendatangi 8 acara buka puasa dalam satu bulan, tentu minimal sudah mengeluarkan Rp400.000,- Boros sekali, bukan?

Maka dari itu, mulailah untuk mencari opsi pengganti lain untuk melakukan reuni di bulan Ramadan. Anda bisa mengadakan acara makan-makan dengan sistem potluck, memasak bersama teman-teman untuk acara buka puasa (bisa dilakukan di akhir pekan), membeli makanan di rumah makan yang harganya lebih miring dan menggunakan jasa antar makanan ke rumah, supaya tidak perlu boros bensin ke tempat tujuan. 

Belanja Jajanan Ta’jil

Setelah menahan lapar dan dahaga sepanjang hari, biasanya kita akan lebih mudah tergoda untuk membeli ta’jil atau cemilan berbuka puasa, terutama pada saat sore hari. Meskipun harganya cenderung tidak mahal, namun jika frekuensi pembeliannya dilakukan setiap hari, tentu saja pengeluaran yang Anda lakukan akan cukup besar.

Sesekali membeli boleh saja, hanya saja mungkin Anda harus lebih bisa menyiasatinya dengan membuat cemilan sendiri. Jika memungkinkan, Anda juga bisa membuat ta’jil sendiri berupa es sirop buah-buahan yang kemudian dijual kepada sesama rekan karyawan. Selain mendapatkan es sirop yang melepaskan dahaga, Anda juga bisa mendapatkan penghasilan sampingan sekaligus. 

Belanja Kebutuhan Pokok untuk Pengeluaran Sehari-hari

Sudah bukan rahasia lagi bahwa saat Ramadan, biasanya harga-harga kebutuhan pokok akan meningkat. Harga ayam potong misalnya, pada hari-hari biasanya mungkin berkisar di angka Rp33.000-35.000,- namun di bulan puasa bisa saja menjadi Rp38.000-40.000,- Kenaikan harga yang hingga lima ribu rupiah tentunya akan memberikan dampak yang sangat terasa, apalagi harga yang naik juga bisa meliputi harga bawang, cabai, telur ayam, serta sayur-sayur lainnya.

Untuk mengatasi hal ini, satu-satunya cara yang bisa mengatasinya adalah dengan tetap berbelanja di pasar tradisional agar Anda bisa melakukan tawar-menawar harga. Selain itu, cobalah mencari makanan pengganti yang harganya bisa lebih murah. Jika merasa ayam potong lebih mahal, Anda bisa sesekali menggantinya dengan ikan kembung yang harganya jauh lebih murah.

Sama halnya dengan sayur mayur, jika merasa harga petai jauh lebih mahal, cobalah mengganti dengan sayur lain yang lebih murah, seperti bayam atau kangkung. Anda juga boleh lebih sering mengkonsumsi makanan lain yang berprotein tinggi, seperti tempe. Agar tidak bosan, cobalah untuk terus berkreasi dengan resep-resep olahan tempe yang baru, melalui situs penyedia resep seperti Cookpad atau Kokiku.

Transportasi untuk Mudik

Jenis pengeluaran untuk mudik memang termasuk menjadi salah satu jenis pengeluaran saat bulan Ramadan yang bersifat prioritas. Sebaiknya Anda sudah mulai mengelola pengeluaran ini dari beberapa bulan sebelumnya. Salah satu yang dilakukan adalah dengan berburu tiket kereta api / tiket pesawat dari jauh-jauh hari.

Sampai saat ini, Pemerintah melalui PT KAI juga masih menjual tiket kereta api ke berbagai tempat tujuan mudik. Sama halnya dengan tiket pesawat maupun kamar hotel, sebaiknya Anda sudah melakukan booking dari jauh-jauh hari, melalui situs yang memberikan harga-harga terbaik. 

Jika sudah terlambat, cobalah untuk mencari opsi-opsi lain, misalnya dengan melakukan sharing-cost dengan sanak saudara yang menggunakan mobil atau transportasi laut menuju kota mudik tujuan.

Jika masih ingin berburu tiket kereta, sebaiknya Anda juga menyiapkan rute alternatif dengan membeli tiket kereta api secara estafet, misalnya jika tiket dari Jakarta langsung ke Surabaya sudah habis, belilah tiket dari Jakarta ke Cirebon, lalu lanjutkan dari Cirebon ke Surabaya. Selalu cek tiket-tiket pesawat maupun tiket kereta api di jam yang sepi, yaitu pukul 03.00 – 06.00 WIB. Hal ini dapat memberikan Anda peluang untuk tetap mendapatkan kelas tiket yang Anda inginkan. 

THR

Senang mendapat THR? Eits, tunggu dulu. Nyatanya, THR juga menjadi jenis pengluaran saat bulan Ramadan yang harus diperhitungkan. Sudah menjadi tradisi di Indonesia untuk memberikan THR kepada orang-orang yang bekerja untuk kita, serta sanak saudara yang masih berusia muda. Maka dari itu, sebaiknya Anda juga mengalokasikan sejumlah dana untuk hal ini.

Berikanlah THR yang cukup untuk asisten rumah tangga atau tetangga sekitar yang dianggap layak karena sering membantu (tentu saja prioritaskan untuk mereka yang memiliki finansial agak kurang). Untuk sanak saudara, biasanya keponakan, Anda bisa lebih berkreasi dalam memberikan THR.

Buatlah budaya ini menjadi ajang agar anak-anak menjadi lebih kreatif, ketimbang sebagai budaya ‘meminta uang’. Anda bisa mengubahnya menjadi kompetisi, misalnya dengan mengadakan lomba nyanyi sederhana untuk para keponakan, dan biarkan anggota keluarga tertua (kakek/nenek) menjadi jurinya. Siapa yang memenangkan lomba, barulah berhak mendapatkan THR dari Anda.

Jadi selain menggeser definisi, Anda juga bisa sekaligus lebih hemat, bukan? (Baca juga: Memanfaatkan THR untuk Meraih Kemerdekaan Finansial)

Share This