ibu tari

Siapa yang tidak familiar dengan corona virus diseases 19 atau dikenal dengan Covid-19? Sebuah wabah penyakit yang datang secara misterius dari belahan dunia lain, dan menyebar ke seluruh negara yang ada di dunia membuat banyak perubahan dalam aspek kehidupan. Kesehatan, mata pencaharian, kegiatan sehari-hari berubah 180 derajat. Sadar atau tidak, semua orang mengalami dampak ini termasuk Ibu Tari (bukan nama sebenarnya).

Menjadi tulang punggung ketika keadaan tidak stabil bukanlah perkara mudah, selain menguras tenaga dan emosi, gaji yang diterima pun terbatas. Ditambah lagi, dengan orangtua yang harus mendapatkan pengobatan intensif membuat Ibu Tari kewalahan menghadapi hidupnya yang dirundung masalah yang bertubi-tubi.

Ibu Tari tidak pantang menyerah, ia mencoba mengambil pekerjaan lain, ia yakin selagi berusaha, selalu ada jalan untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Namun Ibu Tari sadar bahwa tidak bisa terlalu memaksakan diri untuk bekerja karena sadar dirinya butuh istirahat agar tidak jatuh sakit.

Di saat Ibu Tari mulai kehilangan arah, akhirnya ia mengikuti investasi yang berakhir penipuan. Uang yang sudah ia kumpulkan agar bisa mendapatkan keuntungan harus ia relakan, dan akhirnya Ibu Tari mengambil langkah akhir untuk menutupi kekurangan tersebut dengan mengambil pinjaman pada pinjaman online.

Mendapatkan dana melalui pinjaman online memang instan, namun rasa gelisah muncul karena mengingat ini adalah riba, Ibu Tari merasa tidak yakin apa yang dilakukannya benar, dan memilih untuk berhenti dari pinjaman tersebut namun bingung memulai darimana. Setelah berkali-kali muncul di media sosial Ibu Tari, ia mantap untuk menggunakan amalan sebagai pendamping penyelesaian utang-utangnya. Walaupun awalnya tidak yakin dengan amalan karena tidak ingin tertipu, namun Ibu Tari memiliki support system yang mendampingi, meyakinkan bahwa amalan bisa dijadikan tempat untuk “bersandar” dalam proses pelunasan. 

Ibu Tari merasa bekerjasama dengan amalan membuat ia merasa percaya diri untuk memulai hidupnya kembali. Ia merasa didampingi, merasa mendapatkan perlindungan, dan paham metode pertahanan diri ketika debt collector mulai menghubungi kembali. Ia paham bahwa debt collector pun melakukan tugas sebagaimana mestinya, maka dari itu untuk mempermudah pekerjaannya, jadilah kooperatif dan berpikir logis. 

“Pantang menyerah tidak ada dalam kamus kehidupanku”, adalah hal yang mungkin tidak akan didengarkan oleh debt collector, namun Ibu Tari percaya, jika menghadapi suatu masalah dengan kejujuran dan bertanggung jawab melunasi sedikit demi sedikit walaupun pahit, lambat laun akan membuahkan hasil yang manis.

Share This