Memiliki kartu kredit bukan berarti bisa bebas bersenang-senang menggunakannya untuk belanja ini dan itu. Tanpa kontrol yang tepat, kepemilikan kartu ini bisa berujung pada masalah. Ada berbagai jenis masalah yang bisa muncul akibat ketidakwaspadaan dalam menggunakan kartu. Untuk selengkapnya, mari simak berbagai masalah yang bisa muncul dalam penggunaan kartu kredit:
Memakai Limit Kartu Kredit Sampai Habis
Saat memiliki kartu kredit, biasanya godaan terbesar yang tidak bisa dipungkiri tentunya berbelanja terus menerus. Belum lagi kalau Anda mengingat bahwa limit yang tersedia di kartu kredit masih tersedia, rasanya ingin menggunakan kartu plastik tersebut secara terus menerus dengan godaan membayar di bulan selanjutnya. Tentunya hal ini bisa menjadi masalah kartu kredit jika tidak dikontrol dengan baik. Sejak awal mendapatkan kartu kredit seharusnya Anda paham bahwa kartu ini sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih menguntungkan, dan bukan malah berbalik seperti bumerang yang menyerang.
Ingatlah agar selalu menggunakan kartu kredit untuk tujuan promosi saja. Memang biasanya kartu kredit dapat memberikan potongan-potongan menarik dari setiap pembelanjaan yang Anda lakukan. Hanya saja, akan lebih bijak rasanya jika Anda juga memperhitungkan setiap pemakaian yang telah Anda lakukan. Jika saja penggunaan kartu kredit terlalu sering sampai menyentuh limit maksimal, rasanya penggunaan kartu kredit juga terlihat kurang tepat sebab hal tersebut tidak ada bedanya dengan pemborosan.
Kebiasaan Gesek Tunai (Gestun)
Godaan yang juga sering mendatangkan masalah kartu kredit adalah kebiasaan melakukan gesek tunai. Biasanya langkah ini dilakukan oleh orang-orang yang membutuhkan uang tunai dengan cara singkat, namun dengan bunga yang lebih kecil jika dibandingkan dengan metode tarik tunai. Cara praktik ini biasanya dilakukan dengan oknum yang memiliki mesin EDC (Electronic Data Capture). Oknum biasanya akan tampil seolah-olah menjadi sebuah toko di mana pemilik kartu melakukan ‘aktivitas berbelanja’. Padahal sebenarnya, pemilik kartu tidak benar-benar sedang berbelanja, ia hanya mengambil uang tunai sebesar nominal yang digesekkan pada mesin EDC. Uang tunai yang didapatkan juga tidak serta merta bebas biaya, pemilik kartu harus membayar ‘biaya administrasi’ kepada oknum sebesar 2-3% dari nominal yang hendak digesekkan.
Misalnya, Budi ingin mendapatkan uang tunai sejumlah sekitar Rp5.000.000,- ia memiliki kartu kredit dengan limit Rp5.000.000,- lalu Budi melakukan praktik gesek tunai kepada oknum jasa gesek tunai. Dalam transaksi tersebut, dituliskan bahwa seolah-olah Budi membeli sebuah dompet kulit seharga Rp5.000.000,- maka sesungguhnya yang didapatkan oleh Budi hanyalah 3% x Rp5.000.000,- = Rp4.850.000,-
Namun, biaya yang muncul di tagihan kartu kreditnya tetap sejumlah Rp5.000.000,- Jika saja hal ini sering dilakukan oleh Budi, dan ia melakukan keterlambatan pembayaran tagihan, maka ia akan tetap membayar bunga sebesar 2,25% lagi, sehingga ia akan mengalami total kerugian hingga 5 – 10% dari dana yang seharusnya bisa Anda dapatkan. Bukannya untung mendapatkan uang tunai dengan cara cepat, malah jadi merugikan, bukan?
Tidak Terlalu Memperhatikan Tagihan Bulanan Kartu Kredit
Jika Anda memiliki kebiasaan menggunakan fasilitas auto debet untuk membayar tagihan bulanan kartu kredit, berarti Anda perlu memberikan perhatian esktra pada tagihan tersebut. Langkah pembayaran dengan auto debet memang tepat karena akan membuat Anda terhindar dari keterlambatan pembayaran, yang berdampak pada dikenakannya bunga serta denda keterlambatan. Hanya saja, kebiasaan ini sendiri bisa menimbulkan masalah kartu kredit jika pemiliknya tidak memperhatikan besarnya tagihan yang harus dibayarkan setiap bulannya. Meskipun menggunakan fasilitas auto debet, sebaiknya Anda juga memperhatikan besarnya pengeluaran yang sudah dilakukan dengan kartu kredit yang Anda miliki. Mengapa? Alasannya adalah agar Anda dapat tetap mengevaluasi seberapa besar pengeluaran, serta apakah pengeluaran yang dilakukan sudah cukup tepat sasaran atau hanya dilakukan karena godaan belanja semata.
Terjebak dalam Minimum Payment
Masalah kartu kredit yang lainnya dan sering dijumpai adalah kebiasaan selalu membayar dengan minimum payment. Biasanya hal ini dilakukan oleh pemilik kartu kredit yang sudah tidak mampu lagi melakukan pembayaran secara penuh, akibat adanya masalah finansial. Untuk menghindari dirinya dari daftar nama nasabah bank yang di-blacklist BI, biasanya pemilik kartu memilih langkah ini sebagai jalan pintas. Secara umum, sebenarnya pembayaran kartu kredit dengan minimum payment berarti pemilik kartu hanya membayarkan (rata-rata) 10% dari total tunggakan + tagihan yang masih belum lunas di bulan sebelumnya (jika ada).
Satu hal yang seringkali tidak diindahkan adalah sebenarnya pembayaran dengan metode minimum payment hanya membuat Anda menimbun utang tanpa melunasinya sama sekali. Mengapa begitu? Sebab, jika memang ingin terbebas dari utang kartu kredit dengan metode ini, Anda disarankan untuk tidak menggunakan kartu kredit sama sekali. Lalu, Anda hanya membayar sedikit demi sedikit bahkan sampai bertahun-tahun baru dapat terbebas dari masalah tersebut. Bayangkan jika di sela-sela waktu tersebut Anda diharuskan menggelontorkan sejumlah dana darurat untuk keperluan lain, tentunya terus-terusan membayar tagihan kartu kredit dengan minimum payment hanya menyusahkan saja. Dengan tidak digunakannya kartu kredit karena sibuk membayar dengan minimum payment, Anda juga bisa melewatkan berbagai kesempatan menarik untuk memanfaatkan promosi kartu kredit, yang mungkin saja sesuai dengan kebutuhan Anda.
(Baca juga: Utang Kartu Kredit Tidak Dibayar. Ini 7 Cara Mengatasinya!)
Pembayaran Kartu Kredit Tertunggak Total
Masalah yang terakhir adalah mereka yang bahkan sudah tidak mampu lagi melakukan pembayaran dengan metode minimum payment. Biasanya pemilik kartu yang seperti ini sudah mulai tertunggak pembayarannya, dan mulai tercatat dalam blacklist Bank Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, sebenarnya ada jalan keluar yang bisa diambil, yakni dengan mengikuti program manajemen utang. Fungsinya adalah agar pemilik kartu bisa mendapatkan keringanan dari pihak bank. Biasanya ada 3 jenis program bank yang bisa diambil untuk mengurangi beban.
Potongan / Diskon dalam Satu Kali Bayar
Jenis program keringanan yang satu ini memungkinkan nasabah agar total utangnya berkurang menjadi lebih kecil. Sesuai dengan namanya, walaupun nasabah mendapatkan diskon dalam utangnya (umumnya 20-50%), mereka harus langsung membayar dalam satu kali bayar. Dalam beberapa kasus, program keringanan satu ini dapat memberikan pemilik kartu potongan diskon sampai 70%.
Cicilan yang Diperpanjang dengan Bunga Rendah
Berbeda dengan program diskon dalam satu kali bayar, program satu ini cocok bagi Anda yang secara finansial lebih minim. Singkatnya, nasabah yang memiliki tunggakan kartu kredit atau tunggakan KTA dapat memperpanjang tenor cicilannya agar menjadi lebih ringan, bunga yang didapat pun lebih rendah daripada bunga yang berlaku pada umumnya. Jika bunga normal yang berjalan saat ini berada di kisaran 2,25%, maka ada kemungkinan untuk mendapatkan bunga sebesar 0-2% saja.
Diskon Cicilan
Lain lagi dengan program yang satu ini, jenis program ini merupakan gabungan dari dua jenis program di atas, yakni nasabah mendapatkan potongan lalu sisa pembayarannya dapat dilakukan dengan cicilan. Bank juga akan melihat kondisi yang dialami nasabah terlebih dahulu. Jika nasabah memiliki kondisi pendukung yang membuatnya semakin sulit untuk melunasi utang, maka kemungkinan besar mereka bisa mendapatkan program ini (dengan catatan bank yang bersangkutan memiliki program tersebut).
Untuk mendapatkan program keringanan seperti tiga pilihan di atas, Anda bisa meminta bantuan dari perusahaan yang menyediakan jasa program manajemen utang. Perusahaan yang menyediakan program manajemen utang seperti ini biasanya memiliki tim berpengalaman yang profesional dalam membantu Anda untuk menyusun strategi dalam melunasi utang. Belum lagi jika Anda memiliki beberapa utang di berbagai bank sekaligus, tentunya perusahaan yang menyediakan program manajemen utang dapat membantu Anda dalam menyusun strategi dan memutuskan jenis tunggakan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu sesuai dengan kondisi finansial yang Anda miliki. Salah satu kelebihan menggunakan perusahaan yang menyediakan program manajemen utang untuk mengatasi masalah utang kartu kredit Anda adalah Anda dapat berfokus untuk mencari dana untuk melunasi utang. Salah satu perusahaan yang bisa Anda manfaatkan adalah amalan.
(Baca juga: 4 Cara Melunasi Utang Kartu Kredit dengan Cepat Agar Terbebas Utang)
amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).