Memasuki tahun ajaran baru, berarti memasukin musim baru bagi anak-anak Anda untuk kembali mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Tentu saja dengan kembalinya anak-anak ke sekolah berarti memang banyak pengeluaran yang harus Anda siapkan menyambut tahun ajaran baru. Tidak ketinggalan, Anda juga perlu mengatur uang jajan untuk anak, karena mau tidak mau biasanya anggaran ini akan menjadi anggaran rutin yang dikeluarkan setiap bulannya. Sebenarnya sebelum sampai ke tahap ini, ada pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum memberikan uang jajan, yakni apakah anak Anda sudah berada di umur yang cukup untuk mengenal uang.

Jika selama ini Anda masih membiasakan untuk membawakan bekal ke sekolah, tentu saja rasanya belum perlu untuk memberikan uang jajan. Namun, jika anak Anda sudah menginjak umur yang lebih cukup misalnya sembilan atau sepuluh tahun, inilah saatnya untuk mulai memberikan uang jajan lebih untuk anak. Sebenarnya tujuan memberikan uang jajan anak memang bukan sekedar untuk berfoya-foya saja, Anda bisa memanfaatkan uang ini untuk membiarkan anak bersosialiasi bersama teman-temannya di kantin, maupun dengan para penjual agar mereka belajar bertransaksi.

“Lalu, sebaiknya uang jajan anak kasih berapa, ya?”

Setelah memutuskan untuk memberi uang jajan anak, kira-kira kasih berapa ya? Jawabannya adalah tergantung. Jika kondisi anak Anda memang seringkali pulang pergi sekolah sendiri menggunakan transportasi umum, artinya Anda harus menghitung biaya itu juga. Selain itu, hitung juga apakah anak Anda akan memerlukan uang tambahan untuk jatah makan siang / snack di sore hari saat beraktivitas setelah jam belajar sekolah? Jadi memang tidak ada patokan yang pasti, sebab semuanya harus disesuaikan dari kebutuhan anak.

Langkah Selanjutnya: Ajarkan Anak Cara Mengelola Uang Jajan dengan Baik

1. Biarkan Anak Mengatur Uang Jajannya Sendiri

Keuntungan lain dari memberikan uang jajan kepada anak adalah karena Anda dapat langsung membiarkan anak untuk praktik mengelola uang sendiri. Caranya? Tentu saja langkah awal adalah dengan bersikap tegas terhadap nominal uang dan frekuensi pemberian uang jajan. Misalnya, Anda memberikan uang jajan sebesar Rp50.000,- per minggu, maka Anda dan pasangan harus kompak untuk tidak memberikan uang jajan tambahan di tengah minggu apabila anak sudah terlanjur menghabiskan uang jajannya. Hal ini dapat membuat anak menjadi menyepelekan uang dengan cara meminta.

Untuk itu, bersikaplah dengan tegas untuk tidak memberikan uang jajan tambahan. Informasikan ke anak dengan jelas bagaimana sistem uang jajan yang akan Anda berikan. Setelah itu, biarkan ia mengatur pengeluarannya sendiri tanpa kontrol dari orangtuanya. Dengan begitu, jika memang ia memiliki sesuatu yang hendak dibeli dengan harga mahal, ia bisa belajar menabung karena jika tidak akan sulit untuk mendapatkan barang yang ia inginkan.

2. Sediakan Kesempatan untuk Mendapatkan Uang Jajan Tambahan

Tidak hanya orang tua saja yang bisa mencari kesempatan untuk mendapatkan uang tambahan, berikan kesempatan yang sama untuk anak. Anda juga bisa memanfaatkan kesempatan ini agar anak dapat membantu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Cobalah berbicara kepada anak Anda, kira-kira aktivitas apa yang sekiranya menarik perhatian mereka sehingga bisa mendapatkan uang jajan tambahan. Beberapa ide misalnya: setiap kali membantu menyapu akan mendapatkan uang sebesar Rp10.000,- atau jika anak Anda termasuk malas olahraga, buatlah kesepakatan untuk lebih rajin berolahraga. Saat olahraga renang misalnya, setiap satu putaran anak Anda berhak untuk mendapatkan Rp2.000,- lalu diakumulasikan sesuai dengan kekuatan anak agar ia tidak bermalas-malasan (gunakan angka tersebut untuk anak-anak yang masih di usia Sekolah Dasar).

3. Ajarkan Anak untuk Menabung secara Teratur

Ingatkan anak untuk selalu menabung agar tidak terlalu boros. Hal ini merupakan hal krusial agar anak tidak menggunakan uang seenaknya. Kebiasaan boros seperti itu bisa menjadi kebiasaan buruk jika terus menerus dibiarkan hingga beranjak dewasa. Ajak anak untuk mulai belajar menabung, biasanya agar lebih efektif cobalah untuk menggunakan celengan terlebih dahulu. Anak bisa merasakan sendiri serunya pengalaman menabung dan bagaimana uang terkumpul saat setelah memecahkan tabungan. Jika anak Anda sudah di usia yang lebih dewasa, ajak ia untuk membuka rekening tabungan bebas biaya, agar ia bisa merasakan juga pengalaman menabung di tingkat lanjutan.

4. Tidak Kalah Penting, Ajarkan Juga tentang Sistem Utang yang Sehat

Jika anak Anda rasanya sudah cukup dewasa, tidak lupa ajarkan juga pentingnya memiliki sistem utang yang sehat. Hal ini sebenarnya bisa diajarkan sejak dini, bahkan di usia Sekolah Dasar-pun biasanya Anda harus mulai mengajarkan anak tentang hal ini. Misalnya, anak Anda yang berusia di sekolah dasar sedang berkeinginan untuk membeli makanan favoritnya yang tergolong mahal untuk kantongnya.

Cobalah untuk mengajak anak bernegosiasi, kira-kira berapa banyak uang yang dimilikinya dan sebaiknya berapa yang harus disisakannya agar tidak terpakai semua. Lalu, kira-kira bagaimana cara anak agar dapat mencicil sisa uang yang akan Anda pinjamkan. Buatlah skema sedemikian rupa agar anak bisa mencicil dengan teratur sampai seluruh uang bisa terbayar sampai lunas. Tentu saja, lagi-lagi Anda dapat menawarkan anak untuk melakukan pekerjaan tambahan di rumah, maupun aktivitas lainya yang memungkinkan ia untuk lebih senang membantu dan beraktivitas sehingga tidak bermalas-malasan.


amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).

Share This