Salah satu pengeluaran yang sudah menjadi kewajiban dalam keuangan rumah tangga adalah uang saku anak. Teknis mengelola uang jajan tergantung pada peraturan keluarga, usia serta kebutuhan anak. Bahkan uang saku dapat menjadi masalah yang lebih kompleks lagi jika sudah ada ketentuan – ketentuan seperti berapa banyak, di umur berapa, dan kapan sebaiknya uang saku mulai diberikan kepada anak. Untuk keluarga yang memiliki anak lebih dari satu, masalah uang jajan menjadi lebih kompleks lagi yaitu bagaimana membuat keputusan yang adil antara satu anak dengan anak lainnya. Berikut adalah lima tips mengatur uang jajan anak:

Menentukan Jumlah Uang Jajan

Tentukan jumlah uang jajan dengan mempertimbangkan berbagai faktor.jpg

Tidak ada waktu pertama kali yang benar atau pun salah untuk memberikan uang jajan anak.  Semuanya kembali lagi kepada Anda. Namun, ada beberapa faktor yang harus Anda perhatikan dalam menentukan jumlah uang jajan seperti umur dan kemampuan finansial Anda. Pertimbangkanlah apakah anak Anda sudah mengerti dalam menggunakan uang. Jika anak Anda masih kecil, ajari buah hati Anda dalam menggunakan uang secara hemat. Selain itu,  Anda juga harus memperhatikan kemampuan Anda dan jangan memaksakan untuk memberi uang jajan banyak jika Anda tidak menyanggupinya. Selain itu, Anda juga harus mengerti kemampuan anak Anda dalam mengatur uang jajan. Anak yang baru mulai masuk SD tentu belum begitu paham tentang uang, jadi Anda bisa memberi pengertian dengan memberikan uang jajan yang tidak terlalu banyak dan bawakanlah bekal dari rumah. Berikanlah juga pengertian kepada anak Anda bahwa keadilan uang jajan bukan dari jumlah uang jajan yang diterima, melainkan sesuai dengan tahapan usia.

Sesuaikan dengan Kebutuhan

Nominal pemberian uang jajan anak juga tergantung dari kebutuhan mereka. Hitunglah berapa pengeluaran rata – rata yang dihabiskan anak setiap harinya. Buatlah daftar untuk apa saja uang jajan anak sekiranya akan digunakan. Nominal uang jajan yang diberikan ke anak juga dapat tergantung dari tingkat pendidikan mereka karena tentu saja uang jajan untuk anak Anda yang SMP berbeda dengan anak Anda yang sudah kuliah. Kebutuhan lain seperti ongkos dan jarak antara rumah dan sekolah juga perlu dipertimbangkan. Selain itu, Anda juga harus memerhatikan kegiatan lain yang diikuti anak Anda seperti ekstrakulikuler atau bimbel (bimbingan belajar). Jika anak Anda sudah berada di tingkat SMA, biasanya ada kegiatan lain yang suka dilakukan seperti pergi dengan teman dan membeli barang yang ia sukai.

Diskusikan Uang Saku dengan Anak

Anda dapat mendiskusikan uang jajan dengan anak Anda yang sudah beranjak remaja. Anda dapat menanyakan berapa ongkos dari rumah ke sekolah dan harga makanan di kantin. Selain itu, ajak anak Anda berdiskusi mengenai kebutuhan lain, misalnya apa yang ingin ia penuhi setiap minggu atau bulannya seperti pergi dengan teman atau menonton bioskop. Teknis waktu pembagian uang jajan juga dapat Anda diskusikan dengan anak Anda, untuk mencari tahu apakah mereka menginginkan per minggu atau pun per bulan. Bahas pula bagaimana cara mengelola uang jajan dengan baik agar mereka dapat mengatur keuangan sendiri dan tidak boros dalam menggunakan uang jajan. Uang jajan memang merupakan hak sepenuhnya milik anak Anda, namun bukan berarti Anda tidak mempunyai hak untuk memberikan masukan mengenai pengaturan uang.

Berikan Syarat Jika Anak ingin Menambah Uang Jajan

Buatlah persyaratan sebelum menentukan jumlah uang jajan anak.jpg

Jika anak Anda sudah kehabisan uang dan meminta tambahan uang jajan, Anda perlu mengajak anak Anda berdiskusi untuk menentukan cara bagaimana mereka bisa menambah uang jajannya. Namun, Anda harus mengetahui dulu alasan mengapa mereka telah menghabiskan uang jajan sebelum waktunya. Bisa saja uang jajan mereka cepat habis karena untuk membeli keperluan sekolah atau pun ada keperluan mendadak. Anda dapat membuat kesepakatan bersama anak Anda, bagaimana cara mereka bisa menambah uang jajan seperti misalnya membantu pekerjaan rumah atau belajar lebih giat dan mendapat nilai bagus. Uang jajan tambahan bagus untuk diberikan sebagai motivasi anak agar berbuat baik. Namun, Anda juga sebaiknya tidak terbiasa memberikan uang tambahan jika mereka tidak bisa memberikan alasan yang jelas mengapa uang jajan mereka habis.

Arahkan Anak Anda Cara Mencapai Keinginan

Jika anak Anda mempunyai keinginan untuk membeli suatu barang yang ia suka, arahkan anak Anda untuk menggapainya. Contohnya saja jika ia ingin membeli gadget baru, jangan terburu – buru mengikuti kemauannya dan ajarkan dahulu anak Anda untuk menabung. Ajarkan anak mengelola uang jajannya dengan cara menabung di bank atau pun di satu celengan. Anda dapat membuatkan tabungan anak di bank agar mereka juga mulai belajar untuk mengatur keuangannya sendiri.

Mulailah mengatur uang jajan anak Anda dengan cara yang sederhana. Anda dapat melihat kemampuan anak Anda dalam mengelola uang jajan untuk tahu apakah mereka sudah mampu mengatur uang jajan dengan bertanggung jawab atau belum. Tidak ada salahnya untuk mempercayakan mereka mengatur sendiri uang jajannya. Hal tersebut akan mengajarkan anak Anda untuk lebih dewasa mengatur keuangan dan juga memudahkan Anda sendiri.


amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).

Share This