Kasus penipuan memang terlihat tidak henti-hentinya muncul. Ada saja ide ‘kreatif’ yang digunakan oleh para penipu agar dapat mengelabui korban dan menggondol sejumlah harta benda yang dimilikinya. Mulai dari kasus penipuan biasa, melibatkan ilmu hipnotis, bahkan sampai penipuan online. Ya, seiring berkembangnya teknologi, penipuan juga menjelajah di dunia online. Berikut adalah beberapa contoh kasus penipuan yang dilakukan secara online, dan dapat terjadi di sekitar Anda:

Penipuan Berkedok Sumbangan

Banyaknya bencana alam maupun kasus-kasus lain yang menarik simpati masyarakat bisa menjadi ide yang membuat orang-orang menjadi tergerak untuk ikut menyumbang. Sayangnya, di momen menyedihkan seperti ini ada saja oknum-oknum jahil, yang mengutamakan kepentingannya sendiri. Tidak jarang penipuan berkedok sumbangan ini dipromosikan secara online dengan gambar-gambar yang menarik perhatian, dan memberikan dampak untuk membuat orang menjadi tergerak. 

Tentu saja, biasanya Anda akan diminta untuk berkontribusi melalui donasi. Tidak lupa, mereka juga menjanjikan agar seluruh uang yang dikumpulkan dapat langsung disampaikan ke pihak-pihak yang membutuhkan. Biasanya sumbangan akan diminta berupa transfer dana ke rekening tertentu.

Jika dilihat secara proses, biasanya tidak mudah untuk mengetahui apakah program sumbangan ini benar-benar murni untuk membantu, atau hanyalah sebuah penipuan dengan kedok yang rapi dan tersembunyi. Untuk menyiasatinya, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan terlebih dahulu, supaya tidak mengeluarkan uang secara sia-sia dan menjadi korban penipuan. 

Cara Menghindari:

Pertama, Anda bisa mengukur kredibilitas jika ada anggota keluarga / teman yang memang turut berpartisipasi dalam program sumbangan ini. Kedua, jika memang tidak ada, cobalah tanyakan secara detil mengenai program tersebut, misalnya menanyakan detil target yang akan dituju, lalu kapan uang tersebut akan diberikan, selain itu apakah ada laporan pertanggungjawaban yang akan diberikan kepada donatur. Tentu saja akan lebih baik jika organisasi / kelompok yang mengadakan program sumbangan ini pernah mengadakan program serupa sebelumnya, sehingga Anda bisa mengukur kredibilitas mereka, sebelum memberikan uang secara cuma-cuma. 

Jika informasi yang Anda berikan cenderung minim, sebaiknya urungkan untuk memberi dana. Anda tetap dapat mengalokasikan uang untuk program sumbangan lain yang lebih jelas, bukan?

Penipuan Berkedok Arisan

Salah satu kasus penipuan online yang juga sering terjadi adalah penipuan berkedok arisan. Modus penipuan satu ini memang beberapa kali tertangkap tangan dalam beberapa tahun terakhir. Biasanya korban arisan online ini adalah para wanita. Dilansir dari Liputan 6 beberapa waktu lalu, salah satu kasus penipuan arisan online yang baru saja diusut oleh pihak Kepolisian Indonesia melibatkan hingga 600 korban, dan penggelapan uang arisan yang dilakukan oleh ketua arisan mencapai Rp15 miliar. Fantastis sekali, ya! 

Penipuan online berkedok arisan ini dilakukan melalui grup media sosial Facebook bernama Arisan Mama Yona. Tidak tanggung-tanggung, anggota ditipu dengan iming-iming bahwa setiap nilai uang yang disetorkan bisa mendapatkan return sebesar 50%. Menarik, ya? Namun sayangnya, harapan para anggota pupus sudah, sebab keuntungan yang dijanjikan tidak kunjung diberikan pada saat jatuh tempo, dengan alasan akan diputar kembali agar keuntungan makin besar.

Maraknya program penipuan online dengan kedok arisan memang sangat membawa khawatir, mengingat arisan sendiri sejatinya merupakan aktivitas yang umum dilakukan untuk menjalin silaturahmi bagi para anggotanya. Hanya saja, saat memilih arisan Anda sendiri pun juga perlu lebih cermat.

Cara Menghindari:

Pilih arisan yang memang ketua dan anggotanya sudah Anda kenal dengan baik, sebab tidak bisa dipungkiri lagi arisan memang memiliki landasan kepercayaan di antara anggotanya. Selanjutnya, pilih arisan dengan sistem iuran yang masuk akal, dan nominal yang memang mampu Anda bayarkan secara teratur setiap bulan. 

Saat mengikuti arisan Anda perlu menjalaninya dengan komitmen, artinya jangan sampai lalai membayar iuran tiap bulan meskipun Anda sudah mendapatkan urutan penarikan. Terakhir, bergabunglah dengan kelompok arisan yang anggotanya sudah Anda kenal, misalnya teman-teman bermain atau teman-teman kantor, hal ini guna menghindari kejadian penipuan berkedok arisan yang semakin sering dijumpai belakangan ini.

Salah satu yang marak menjadi jebakan yang menipu adalah arisan dengan skema piramida, arisan jenis ini membuat anggota yang menginvestasikan dana terlebih dahulu bisa mendapatkan keuntungan yang diperoleh dari anggota yang mendaftar berikutnya. Hindari jenis arisan seperti ini, karena berpotensi gagal bayar. Jika sampai skema berhenti, tentu saja banyak anggota yang dihentikan. 

Penipuan Berkedok Kencan Online

Siapa yang belum pernah mendengar tentang modus penipuan online jenis ini? Lagi-lagi, kasus seperti ini banyak menimpa para wanita. Biasanya korban dan pelaku berkenalan dalam sebuah situs kencan online, lalu nantinya pelaku akan meluncurkan berbagai serangan rayuan kepada korban agar dapat mencuri hatinya. 

Biasanya proses penipuan ini tidak dilakukan secara langsung, pelaku akan ‘memilihara’ hubungan selama beberapa waktu, sehingga korban menjadi semakin sayang dan menaruh hati kepada sosok yang belum pernah ditemuinya tersebut. Pada akhirnya, biasanya pelaku akan langsung meminta uang dengan modus sedang memiliki kesulitan finansial atau mengalami kondisi yang menghimpit, yang membuat korban harus melakukan transfer sejumlah dana ke rekeningnya. 

Dengan kondisi seperti ini, tidak sedikit orang yang menjadi korban dan merugi jutaan bahkan hingga puluhan juta Rupiah. Semua hanya demi nama cinta, sayang sekali bukan?

Cara Menghindari:

Dari sini kita bisa belajar untuk tidak sembarangan berkenalan dengan orang asing, apalagi langsung melakukan transfer dana ke orang yang belum pernah kita temui sekalipun. 

Penipuan Berkedok Belanja Online

Modus penipuan yang satu ini juga sering terjadi. Biasanya pembeli melakukan pembelanjaan sejumlah barang ke seorang online seller. Seperti biasa, penjual akan langsung menghitung total pembelanjaan dan menginformasikan kepada pembeli, berapa yang harus dibayarkan. Normalnya, setelah selesai melakukan pembayaran, pembeli tinggal duduk manis menunggu barang yang dibeli untuk sampai di rumah. Nyatanya, ada saja penjual jahil yang malah tidak mengirimkan barang yang sudah dibeli. 

Cara Menghindari:

Selalu berbelanja dari penjual yang memang sudah jelas kredibilitasnya. Jika berbelanja dari Instagram, jangan asal percaya dengan jumlah followers yang tinggi. Perhatikan foto-foto yang sudah di-tag oleh para pembeli sebelumnya untuk melihat kredibilitas. Untuk membuat Anda lebih aman dari penipuan, cobalah berbelanja melalui online marketplace. Biasanya setiap uang yang ditransfer akan dihimpun terlebih dahulu oleh pihak online marketplace, sampai hingga Anda menerima barang yang dibeli dan melakukan konfirmasi barang, uang tersebut baru akan disampaikan ke penjual yang bersangkutan. Dengan begini, kedua pihak akan sama-sama merasa aman dan diuntungkan, bukan?

Referensi: Liputan 6,  Kontan


amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).

Share This