Aksi penipuan online biasanya marak terjadi di bulan Ramadan. Para penipu memanfaatkan momen di bulan suci ini di mana banyak orang membutuhkan uang tambahan untuk berbagai keperluan Ramadan. Sayangnya, belum banyak masyarakat Indonesia yang mengenali modus-modus seperti berikut ini.

1. Penipuan Voucher Belanja Online

Penipuan voucher belanja online biasanya terjadi melalui WhatsApp. Penipu biasanya mengaku berasal dari bank, e-commerce, marketplace, dll. Mereka biasanya mengirimkan link voucher diskon Ramadan dan Anda diharapkan untuk mengklik link tersebut agar mendapatkan voucher-nya.

Ketika Anda mengklik link tersebut, Anda akan diarahkan ke halaman yang mengharuskan Anda mengisi beberapa data pribadi. Jadi, jika Anda menerima pesan WhatsApp yang berisi link dari nomor yang tidak dikenal, harap abaikan. Biasanya, lembaga perbankan atau non-perbankan yang cukup ternama mempunyai badge khusus dari WhatsApp.

Anda juga bisa menghubungi media sosial, email, dan nomor resmi yang tertera di website resmi untuk menanyakan kebenaran informasi yang Anda terima melalui WhatsApp.

2. Penipuan Pinjaman Online

Selain penipuan voucher belanja online, ada juga penipuan yang menawarkan pinjaman online. Biasanya, modus ini menggunakan media SMS atau WhatsApp. Meskipun modus ini tidak baru, tapi masih banyak orang yang menjadi korban.

Pesan yang dikirimkan kepada korban biasanya berisi penawaran pinjaman online, cepat disetujui, dan dengan nilai pinjaman yang tinggi. Banyak orang yang tertipu karena kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan THR.

Para penipu biasanya memberikan link palsu kepada korban dan meminta data-data pribadi, seperti rekening bank, KTP, nomor ATM, PIN, dan kode One-Time Password (OTP). Jadi, jangan pernah berikan data-data di atas.

3. Penipuan dengan Modus Hadiah

Modus lainnya adalah penipu mengatakan Anda memenangkan suatu hadiah melalui telepon atau media lainnya. Meskipun ini tergolong modus lama, tapi masih banyak orang yang terjebak dalam lubang yang sama.

Penipu biasanya mengaku berasal dari bank, e-commerce, marketplace, atau penyedia dompet digital untuk memberi tahu korban bahwa ia baru saja memenangkan hadiah yang akan ditransfer ke rekening bank/dompet digital korban.

Anda biasanya akan diminta untuk memberikan nomor telepon aktif yang terdaftar di dompet digital, nomor rekening bank, kartu identitas, nomor ATM, atau kode OTP. Maka dari itu, jangan pernah memberikan data pribadi Anda, termasuk kode OTP, kepada siapa pun.

4. Penipuan Pembaruan Data

Jenis penipuan yang keempat adalah penipuan dengan modus pembaruan data. Penipu biasanya akan mengirimkan email atau media lain yang berisi link palsu yang menyerupai website resmi kepada korban. Jika korban mengklik tautan tersebut, maka ia akan diminta untuk login dan memasukkan data pribadi, seperti nama pengguna, kata sandi, nomor kartu kredit/debit, PIN, dan lain-lain.

Penipuan ini akan berpura-pura melakukan pembaruan data untuk akun bank Anda atau akun online lainnya. Korban akan diminta untuk memperbarui data mereka, dan jika tidak maka rekening/ kartu kredit/ toko online/ dompet digital Anda akan segera diblokir. Ini adalah phishing atau upaya untuk mencuri data pribadi agar penipu dapat mengakses dompet digital, rekening bank, mobile banking, atau kartu kredit korban.

Untuk menghindari penipuan semacam ini, Anda harus selalu ingat dan berpegang teguh pada prinsip untuk tidak mengklik link apapun yang Anda terima, atau memberikan data pribadi kepada siapapun.

Kesimpulan

Itulah beberapa modus penipuan online yang sering terjadi selama bulan Ramadan. Terlepas dari tawaran menggiurkan yang diberikan oleh penipu, harap selalu waspada dan jangan pernah memberikan data pribadi Anda kepada siapapun.

Share This